Sabtu, 14 Mei 2011

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KECEMASAN PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI IRINA F RSU PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO


PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KECEMASAN
PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI IRINA F
RSU PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO




Karya Tulis Ilmiah


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Keperawatan dan Kesehatan Gigi
Program Studi Keperawatan





















Oleh :




kepada


DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MANADO
JURUSAN KEPERAWATAN DAN KESEHATAN GIGI
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
2007

PERSETUJUAN PEMBIMBING



PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KECEMASAN
PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI IRINA F
RSU PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO


Oleh :

Reychie Janis Sanggel
NIM : PO 7120104258



Telah disetujui oleh :





Pembimbing Utama







Drs. Felix Pohajow, M.Sc.                                                    tanggal ………………
NIP : 140 059 763


Pembimbing Pendamping






Esrom Kanine, S.Kep.Ns.                                                    tanggal ………………
NIP : 140 309 643




HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diterima dan disetujui oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Studi Keperawatan pada Jurusan Keperawatan dan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Manado dan telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada bulan Agustus 2007.

Panitia                                                                Penguji
Ketua                                                                 1.   Ketua



Marjes N. Tumurang, S.Pd, M.Kes                     Dr. Felix Pohajouw, M.Sc.
NIP. 140 173 375                                                    NIP. 140 059 763
2.      Anggota



Esrom Kanine, S.Kep.Ns.
Sekretaris,                                                                NIP. 140 309 643
                                                                           3.   Anggota



Tati Ponidjan, S.Pd. S.Si.T                                   Isworo, S.Pd.
NIP. 140 246 922                                                    NIP. 140 269 657

Ketua Program Studi                                               Ketua Jurusan Keperawatan dan
Keperawatan                                                            Kesehatan Gigi



Marjes N. Tumurang, S.Pd. M.Kes                     Hans Sumarauw, S.Kp
NIP. 140 173 375                                                    NIP. 140 054 217


                                                                                          Manado, Agustus 2007
Mengetahui,
Direktur Politeknik Kesehatan Manado




Dr. Frits Tambajong, MS
NIP. 560 006 120
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “ Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap Kecemasan Pasien Stroke Non Hemoragik di IRINA F RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado “.
Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, namun berkat bimbingan dan arahan serta motivasi dari berbagai pihak sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.
Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.      Dr. Frits Tambayong, MS, Direktur Politeknik Kesehatan Manado.
2.      Dr. Fione Pangemanan, MSi, Direktur Rumah Sakit Umum Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.
3.      Hans Sumarauw, S.Kp, Ketua Jurusan Keperawatan dan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Manado.
4.      Marjes N. Tumurang, S.Pd, M.Kes, Ketua Program Studi Keperawatan Manado Politeknik Kesehatan Manado.
5.      Dr. Felix Pohajouw, M.Sc, pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
6.      Esrom Kanine, S.Kep.Ns, pembimbing pendamping yang dengan penuh perhatian telah membimbing dan mengarahkan selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
7.      Dra. Juliana Tompunu, M.Repro, pembimbing akademik yang selalu membimbing penulis selama menjalani perkuliahan dan memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
8.      Seluruh staf dosen dan tata usaha Program Studi Keperawatan yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan selama penulis mengikuti pendidikan.
9.      Ztr. Olly Rompas, A.Md.Kep, penanggung jawab IRINA F RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado beserta perawat-perawat ruangan yang sudah banyak  membantu penulis dalam penelitian ini.
10.  Papa, Mama, serta kakak dan adikku tersayang yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan material dan moril kepada penulis selama menjalani pendidikan di bangku perkuliahan.
11.  Om Hardy dan tante Metty serta adik-adik sepupu yang telah membantu dan mendoakan penulis selama menjalani perkuliahan.
12.  Rekan-rekan seperjuangan Jalur Reguler Angkatan V Jurusan Keperawatan dan Kesehatan Gigi Program Studi Keperawatan Manado Politeknik Kesehatan Manado.
13.  Sahabat-sahabatku Andika, Nando, Alen, Iko, Indhi, Ivon, Devi, Ane yang selalu bersama dengan penulis baik dalam suka maupun duka dan yang senantiasa mendorong penulis untuk menyelesaikan perkuliahan.
14.  Spesial buat Pricilia Massie, atas bantuan dan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa pembuatan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Akhirnya penulis mengharapkan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dan memberikan dorongan bagi perawat dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya dalam melaksanakan komunikasi terapeutik.
                                                                                                              
                                                                                             Manado, Agustus 2007
                                                                                                          Penulis


















DAFTAR ISI
                                                                                              Halaman
LEMBARAN JUDUL ………………………………………………          
LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………..          
LEMBARAN PENGESAHAN …………………………………….           
KATA PENGANTAR ……………………………………………...           
DAFTAR ISI ……………………………………………………….           
DAFTAR TABEL ………………………………………………….           
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………..          
ABSTRAK ………………………………………………………….           

BAB I       PENDAHULUAN
                  A. Latar Belakang Masalah …………………………….           1
                  B. Rumusan Masalah …………………………………..           3
                  C. Tujuan Penelitian  …………………………………..           3
                  D. Manfaat Penelitian ………………………………….           4

BAB II      TINJAUAN PUSTAKA
                  A. Gambaran Umum Tentang Komunikasi Terapeutik ..           5
                  B. Gambaran Umum Tentang Kecemasan …………..…          10
                  C. Gambaran Umum Tentang Stroke Non Hemoragik ..          15
                  D. Kerangka Konsep …………………………………...          20
                  E.   Hipotesis …………………………………………….          20

BAB III    METODE PENELITIAN
                  A. Desain Penelitian ……………………………....……          21
                  B. Populasi Dan Sampel …………………………...…..          21
                  C. Variabel Penelitian ………………………………….          22
                  D. Definisi Operasional ……………………………...…          22
                  E.   Waktu Dan Tempat Penelitian ……………………...          22
                  F.   Instrumen Penelitian ………………………………...          23
                  G. Teknik Pengumpulan Data  …………………………          23
                  H.  Jalannya Penelitian  …………………………………           
                  I.    Analisa Data ……………………………..…………          23

BAB IV    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
                  A.  Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………..……           
                  B.  Hasil Penelitian ……………………………………..           
                  C.  Pembahasan …………………………………………           

BAB V      PENUTUP                                                                                   
                  A.  Kesimpulan …………………………………………           
                  B.  Saran ………………………………………………..           
                 
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………          25
LAMPIRAN ………………………………………………………..           
DAFTAR TABEL























DAFTAR LAMPIRAN























ABSTRAK
Nama                       :  Reychie Janis Sanggel
NIM                         :  PO 7120104258
Judul Penelitian      :  Pengaruh Komunikasi Terapeutik Terhadap Kecemasan Pasien Stroke Non Hemoragik di IRINA F RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado








































BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Kesehatan sangat dibutuhkan oleh setiap orang untuk dapat beraktifitas yaitu untuk melakukan kegiatan sehari-hari dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat, namun pada kenyataannya masih banyak masalah kesehatan yang timbul, sehingga manusia diperhadapkan dengan suatu keadaan yang tidak baik dan menyenangkan yang mengganggu aktivitas hidup sehari-hari, keadaan ini disebut sakit (Depkes RI, 1999).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wilson dan Kneils (1988) dalam Keliat, B.A. (1998) mengemukakan bahwa 30-60 % pasien yang dirawat di rumah sakit sering mengalami stress dan masalah psikologis yang berkaitan dengan penyakitnya yang dapat mengakibatkan pasien mengalami kecemasan.
Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik (Suliswati, 2005).
Seseorang akan menderita gangguan cemas manakala yang bersangkutan tidak mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya tetapi pada orang-orang tertentu meskipun tidak stressor psikososial yang bersangkutan menunjukkan kecemasan juga (Hawari, 2004).
Stroke adalah gangguan suplai darah pada sebagian otak yang dapat mematikan (Gordon, 2002). Kesembuhan stroke tergantung pada beberapa elemen yaitu jumlah dan lokasi otak yang rusak, kesehatan umum pasien yang bersangkutan, sifat-sifat (personality) dan kondisi emosional pasien. Demikian juga dukungan dari keluarga dan kawan-kawan serta yang terpenting adalah pengobatan yang diterimanya (Iman S. 2004).
Hubungan terapeutik lebih kepada berbagi pengetahuan dan informasi daripada pemberitahuan dan juga pemahaman empatik tentang perasaan, keyakinan, serta mekanisme koping pasien. Perawat sebagai penolong dan pendamping pasien haruslah terapeutik. Hubungan yang terapeutik antara perawat dan pasien akan merupakan pengalaman koreksi terhadap emosi atau psikologi pasien. Perawat sebagai penolong haruslah terapeutik dan kunci untuk menjadi terapeutik adalah dengan penggunaan diri secara terapeutik. Yang didalamnya perawat mampu untuk melakukan komunikasi terapeutik terhadap pasien yang sedang dirawat di rumah sakit sehingga komunikasi yang diterapkan dengan baik oleh perawat dapat mengurangi kecemasan pasien (Nurjanah, 2005).
Berdasarkan data yang diambil dari IRINA F RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado yakni dari bulan Juni 2006 sampai Mei 2007 terdapat 83 pasien dengan diagnosa stroke non hemoragik yang terdiri dari 47 pria dan 36 wanita. Sedangkan dari hasil observasi penulis pada awal bulan Juni 2007 terhadap beberapa pasien dengan stroke non hemoragik yang dirawat di IRINA F RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado menunjukkan adanya gejala-gejala seperti merasa tegang, tidak bisa istirahat dengan nyenyak, gelisah, kurang tidur, daya ingat menurun, ekspresi wajah tampak cemas, dan lain-lain. Gejala-gejala diatas merupakan gejala-gejala yang ada pada seseorang yang sedang cemas, dan menurut beberapa pasien mengatakan bahwa perawat yang bertugas di IRINA F RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado frekuensi interaksi (komunikasi) dengan pasien terkesan kurang.
Dengan melihat hal-hal diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “ Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap Kecemasan Pasien Stroke Non Hemoragik di IRINA F RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado “.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil uraian dalam latar belakang masalah diatas, maka memberikan dasar bagi penulis untuk merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: apakah ada pengaruh komunikasi terapeutik terhadap kecemasan pasien stroke non hemoragik di IRINA F RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado ?.
                                                                                         
C.  Tujuan Penelitian
1.   Tujuan umum
      Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh komunikasi terapeutik terhadap kecemasan pasien stroke non hemoragik di IRINA F RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.
2.   Tujuan khusus
      a.   Untuk mengetahui pengaruh komunikasi terapeutik terhadap pasien stroke non hemoragik.
      b.   Untuk mengetahui pengaruh komunikasi terapeutik terhadap kecemasan pasien stroke non hemoragik.




D.  Manfaat Penelitian
1.   Bagi institusi pendidikan
      Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh komunikasi terapeutik terhadap kecemasan pasien stroke non hemoragik.
2.   Bagi instalasi pelayanan kesehatan (rumah sakit)
      Sebagai bahan masukan yang bermakna untuk meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit khususnya pelayanan perawatan pasien stroke non hemoragik.
3.   Bagi peneliti
      Menambah pengalaman dan ilmu pengetahuan dalam rangka pengembangan profesi sebagai seorang calon perawat.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Gambaran Umum tentang Komunikasi Terapeutik
1.      Pengertian
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang terdiri dari teknik-teknik verbal dan non verbal yang berfokus pada kebutuhan-kebutuhan pasien/klien (Isaacs, 2005).

2.      Tahap-tahap Hubungan Terapeutik
Dalam membina hubungan terapeutik (interaksi) perawat mempunyai 4 tahap pada setiap tahapnya mempunyai tugas yang harus diselesaikan oleh perawat. Keempat tahap itu adalah sebagai berikut (Nurjanah, 2005) :
  1. Tahap Preinteraksi
Merupakan tahap dimana perawat belum bertemu dengan klien.
  1. Tahap Orientasi/perkenalan
Merupakan tahap dimana perawat pertama kali bertemu dengan pasien.
  1. Tahap Kerja
Merupakan tahap dimana pasien memulai kegiatan. Tugas perawat dalam hal ini adalah melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan dalam tahap preinteraksi. Perawat menolong pasien untuk mengatasi cemas, meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab terhadap diri dan mengembangkan mekanisme koping konstruktif. Perubahan tingkah laku nyata merupakan fokus dari fase ini.
  1. Tahap Terminasi
Merupakan tahap dimana perawat akan menghentikan interaksinya dengan pasien, tahap ini bisa merupakan terminasi sementara maupun terminasi akhir. Terminasi sementara adalah terminasi yang dilakukan untuk berhenti berinteraksi dalam waktu yang sebentar misalnya pergantian jaga atau antar sesi. Sedangkan terminasi akhir adalah terminasi yang dilakukan biasanya pada saat pasien akan kembali kerumahnya setelah dirawat di rumah sakit tempat dia dirawat.

3.      Teknik komunikasi terapeutik (Nurjanah, 2005)
a.      Mendengar aktif
Perawat berusaha mengerti pasien dengan cara mendengar apa yang disampaikan pasien.
b.      Penerimaan
Yang dimaksud menerima adalah menunjukkan kesediaan untuk mendengar nilai kepercayaan pasien.
c.       Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
Perawat diharapkan berhati-hati dalam menanyakan suatu hal pada pasien dimana perawat diharapkan tidak mengajukan beberapa pertanyaan pada satu waktu atau berpindah pada subjek lain sampai topik yang sebelumnya cukup di eksplorasi.
d.      Paraphrasing
Paraphrasing adalah kemampuan untuk mengulang pesan pasien dengan menggunakan kata-kata sandi.
e.       Klarifikasi
Klarifikasi dilakukan apabila pesan yang disampaikan pasien belum jelas.
f.       Fokusing
Fokusing adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk membatasi area diskusi sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan di mengerti.
g.      Observasi
Observasi dilakukan apabila terdapat konlik antara verbal dan non verbal pasien. Observasi dilakukan sedemikian rupa sehingga pasien tidak menjadi malu atau marah.
h.      Menawarkan informasi
Menyediakan tambahan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih lanjut. Penahanan informasi yang dilakukan saat pasien membutuhkan akan mengakibatkan pasien tidak percaya. Hal yang tidak boleh dilakukan adalah menasehati pasien saat memberikan informasi.
i.        Diam
Diam dilakukan untuk mengorganisir pikiran, memproses informasi, menunjukkan bahwa perawat bersedia menunggu respon. Diam tidak dapat dilakukan dalam waktu yang lama karena akan mengakibatkan pasien khawatir.
j.        Assertive
Kemampuan untuk mengungkapkan perasaan tanpa menyakiti orang lain.
k.      Menyimpulkan
Ringkasan dari hal utama yang telah didiskusikan.

4.      Dimensi respon (Nurjanah, 2005)
a.      Kesejatian
Pengiriman pesan pada orang lain tentang gambaran diri kita yang sebenarnya.
b.      Hormat
Prilaku yang menunjukkan kepedulian/perhatian, rasa suka dan menghargai klien/pasien.
c.       Empati
Kemampuan menempatkan diri kita pada posisi orang lain, serta memahami perasaan orang lain dan apa yang menyebabkan reaksi mereka tanpa emosi kita terlarut dalam emosi orang lain.
d.      Kongkret
Perawat menggunakan terminology yang spesifik bukan abstrak pada saat berdiskusi dengan klien mengenai perasaan, pengalaman dan tingkah lakunya.

5.      Dimensi tindakan (Nurjanah, 2005)
a.      Konfrontasi
Proses interpersonal yang digunakan oleh perawat untuk memfasilitasi, memodifikasi, dan perluasan dari orang lain.
b.      Kesegeraan
Kesegeraan mempunyai konotasi sebagai sensitifitas perawat pada perasaan klien dengan kesediaan untuk mengatasi perasaan daripada mengacuhkannya.
c.       Membuka diri
Membuat orang lain tahu tentang pikiran, perasaan dan pengalaman pribadi kita.
d.      Katarsis
Kegiatan ini terjadi pada saat klien didorong untuk membicarakan hal-hal yang sangat mengganggunya untuk mendapatkan efek terapeutik.
e.       Bermain peran
Tindakan untuk membangkitkan situasi tertentu untuk meningkatkan penghayatan klien dalam hubungan manusia dan memperdalam kemampuannya untuk melihat situasi dari sudut pandang lain dan juga memperkenalkan klien untuk mencoba situasi baru dalam lingkungannya yang aman.

6.      Kebuntuan terapeutik (Nurjanah, 2005)
a.      Resistensi
Resisten ini merupakan upaya klien untuk tidak menyadari aspek dari penyebab cemas atau kegelisahan yang dialaminya.
b.      Transference
Pemindahan pikiran, perasaan dan tingkah laku yang berhubungan dengan significant others dari masa kanak-kanak seseorang kedalam hubungan.
c.       Countertransference
Reaksi perawat terhadap klien yang berdasar pada kebutuhan, konflik, masalah dan pandangan mengenai dunia yang tidak disadari perawat.
d.      Pelanggaran batas
Jika perawat berusaha memenuhi kebutuhan pribadi melalui hubungan dengan klien, maka batasan professional berarti telah dilanggar, jika hal ini terjadi maka hubungan menjadi tidak terapeutik.
B.  Gambaran Umum tentang Kecemasan
1.      Pengertian
Kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal. Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran, pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (Suliswati, 2005).

2.      Etiologi kecemasan (Suliswati, 2005)
  1. Faktor predisposisi
-          Psikoanalitik
Kecemasan akan timbul apabila terjadi konflik antara dua elemen kepribadian yaitu antara id dan super ego. Id mewakili dorongan instink dari impuls primitif seseorang, sedangkan super ego mencerminkan hati nurani seseorang.
-          Interpersonal
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap adanya pencerminan dari penolakan interpersonal.
-          Prilaku ansietas
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ansietas juga dianggap sebagai motivasi untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan.

-          Kajian keluarga
Menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang bisa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih antara ansietas dan depresi.
-          Kajian biologis
Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor untuk benzodiazepine, reseptor ini diperkirakan ikut mengatur ansietas dengan menghambat asam amino butirik gamma neuroregulator (GABA).
  1. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi (pencetus) dapat dikelompokkan dalam dua kategori :
-          Ancaman terhadap integritas seseorang yang meliputi ketidakmampuan fisiologis atau menurunnya kapasitas untuk aktivitas hidup sehari-hari.
-          Ancaman system seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi.

3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan (Suliswati, 2005)
a.       Umur
Umur seseorang akan mempengaruhi kemampuan beradaptasi terhadap suatu masalah.
b.      Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang sangat menentukan tingkat kecemasan klien. Klien dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan mampu mengatasi kecemasan dan menggunakan mekanisme koping yang efektif dan konstruktif daripada seseorang yang berpendidikan rendah.

c.       Pekerjaan
Seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan akan lebih sulit beradaptasi dengan kondisi yang baru bila dibandingkan dengan orang yang mempunyai pekerjaan karena pekerjaan yang dimiliki seseorang akan sering berhubungan dengan lingkungan lain sesuai dengan pekerjaannya.
d.      Pengalaman
Seseorang yang pernah mengalami stress maka akan merespon dengan koping mekanisme yang adaptif jika mengalami stressor yang sama.

4.      Tingkat kecemasan
Menurut Peplau (1995) yang dikutip oleh Suliswati (2005), membagi kecemasan menjadi 4 tingkat yaitu :
  1. Kecemasan ringan
Pada tahap ini dipandang penting dan konstruktif. Kecemasan ringan disertai dengan ketegangan ringan, pandangan dan persepsi seseorang akan lebih luas, penginderaan lebih tajam, energi tinggi, mempunyai perhatian pada lingkungan serta mampu memecahkan masalah. Hal ini dapat dikatakan sebagai motivasi seseorang dalam kehidupannya sehari-hari.
  1. Kecemasan sedang
Pada tahap ini lapangan persepsi seseorang menyempit dan seluruh indera dipusatkan pada penyebab ansietas sehingga perhatian terhadap rangsangan dari lingkungan berkurang.


  1. Kecemasan berat
Persepsi klien sangat menyempit, individu berfokus pada hal-hal kecil sehingga individu tidak mampu memecahkan masalahnya dan terjadi gangguan fungsional.
  1. Panik
Banyak ansietas yang ekstrim, individu tidak dapat bertindak, agitasi, dan hiperaktif. Ansietas tidak dapat langsung dilihat, tetapi dikomunikasikan melalui prilaku.

5.      Cara mengukur tingkat kecemasan
Adapun gejala-gejala yang tercantum adalah terdiri dari 14 item HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale), dengan perincian sebagai berikut (Hawari, 2004):
  1. Perasaan cemas : firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, dan mudah tersinggung.
  2. Ketegangan : merasa tegang, lesu, mudah terkejut, tidak dapat istirahat dengan nyenyak, mudah menangis, gemetar, dan gelisah.
  3. Ketakutan : takut akan gelap, ditinggal sendiri, pada orang asing, pada binatang besar, pada keramaian lalu lintas, pada kerumunan orang banyak.
  4. Gangguan tidur : sukar memulai tidur, terbangun malam hari, tidur tidak pulas, mimpi buruk, dan mimpi menakutkan.
  5. Gangguan kecerdasan : daya ingat menurun.
  6. Perasaan depresi : kehilangan minat, sedih, bangun dini hari, berkurangnya kesenangan pada hati, dan perasaan berubah-ubah sepanjang hari.
  7. Gejala somatik : nyeri otot, kedutaan pada otot, gigi gemetaran dan suara tidak stabil.
  8. Gejala sensorik : tinnitus, penglihatan kabur, dan merasa lemah.
  9. Gejala kardiovaskuler : berdebar-debar, nyeri dada, denyut nadi cepat, dan rasa lemas mau pingsan.
  10. Gejala pernapasan : rasa tertekan didada, terasa tercekik, dan merasa nafas pendek atau sesak.
  11. Gejala gastrointestinal : sulit menelan, mual, muntah, berat badan menurun, konstipasi, perut melilit, gangguan pencernaan, nyeri lambung sesudah makan, rasa panas diperut, dan perut terasa penuh/kembung.
  12. Gejala urogenital : sering kencing, tidak dapat menahan kencing, amenorea, frigiditas, ejakulasi prekok, ereksi hilang, impotent.
  13. Gejala vegetatif/otonom : mulut kering, muka kering, mudah berkeringat, pusing, sakit kepala, dan bulu roma berdiri.
  14. Prilaku sewaktu wawancara : gelisah, tidak senang, jari gemetar, mengerutkan dahi, muka tegang, tonus otot meningkat, nalar pendek (cepat), muka merah.

Cara penilaian :
0 = tidak ada (tidak ada gejala sama sekali)
1 = ringan (satu dari gejala pilihan yang ada)
2 = sedang (separuh dari gejala yang ada)
3 = berat (lebih dari separuh dari gejala yang ada)
4 = sangat berat (semua gejala ada).

Penentuan derajat kecemasan skala HARS :
Skor < 14  = tidak ada kecemasan
Skor 14-20            = kecemasan ringan
Skor 21-27            = kecemasan sedang
Skor 28-41            = kecemasan berat
Skor > 42  = panik

C.  Gambaran Umum tentang Stroke Non Hemoragik
1.      Pengertian
Stroke adalah gangguan suplai darah pada sebagian otak yang dapat mematikan (Gordon, 2002).

2.      Gejala dan tanda stroke
-          Adanya serangan defisit neurologis/kelumpuhan fokal, seperti : hemiparesis, yaitu lumpuh sebelah badan yang kanan atau sebelah kiri saja.
-          Baal atau mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan, terasa seperti terkena cabai seperti terbakar.
-          Mulut mencong, lidah mencong bila diluruskan.
-          Bicara jadi ngaco.
-          Sulit menelan, minum suka keselek.
-          Sulit berbahasa, kata yang diucapkan tidak sesuai keinginan atau gangguan bicara berupa pelo, rero, sengal, dan kata-katanya tidak dapat dimengerti atau tidak dipahami (afasia).
-          Bicara tidak lancer, hanya sepatah-sepatah kata yang terucap.
-          Bicara tidak ada artinya dan tidak karuan.
-          Tidak memahami pembicaraan orang lain.
-          Tidak mampu membaca dan menulis, dan tidak memahami tulisan.
-          Berjalan menjadi sulit, langkahnya kecil-kecil.
-          Tidak dapat berhitung, kepandaian menurun.
-          Menjadi pelupa (dimensia).
-          Vertigo (pusing puyeng), atau perasaan berputar yang menetap saat tidak beraktifitas.
-          Onset/awal terjadinya penyakit cepat dan mendadak pada saat bangun tidur/ istirahat.
-          Biasanya sebelumnya ada serangan kelumpuhan sementara (TIA = Transcient Ischemik Attack).
-          Penglihatan terganggu, sebagian lapang pandangan tidak terlihat, gangguan pandangan tanpa rasa nyeri, penglihatan gelap atau ganda sesaat (hemianopsia).
-          Tuli satu telinga atau pendengaran berkurang.
-          Menjadi mudah menangis dan mudah tertawa.
-          Kelopak mata sulit dibuka atau terjatuh.
-          Banyak tidur selalu mau terus.
-          Gerakan tidak terkoordinasi, kehilangan keseimbangan, sempoyongan, atau kehilangan koordinasi sebelah badan.
-          Gangguan kesadaran pingsan sampai koma.
(Gordon, 2002).

3.      Klasifikasi stroke
Klasifikasi stroke menurut New Neurological Institute, stroke dibagi atas dua golongan yaitu :
a.       Stroke iskemik atau stroke infark (stroke non hemoragik)
-          Trombosis
Terjadi saat sedang santai atau tidur, sering sebelumnya merasa pegal, agak lemah, atau keram-linu pada separuh tubuh. Gejala bisa pelan-pelan bertambah berat atau langsung menetap. Lebih sering pada usia tua dengan satu atau lebih faktor resiko.
-          Emboli
Kejadiannya mendadak dengan gejala yang menetap. Bersumber dari penyakit jantung, sering mengenai usia 30-an.
b.      Stroke perdarahan
-          Perdarahan intraserebral
Penderita tiba-tiba jatuh tanpa sebab lain, disertai langsung atau berangsur penurunan kesadaran (GCS < 8). Sering kejadian tersebut diawali nyeri kepala, mual/muntah serta tidak dapat berkomunikasi/berbicara dengan baik. Mata mungkin melirik ke satu sisi, kadang-kadang disertai kejang.
-          Perdarahan subarakhnoid
Biasanya sakit kepala sangat hebat, ada kaku kuduk yang biasanya tidak ditemui pada perdarahan intraserebral kesadaran terganggu sebentar disertai kelemahan separuh tubuh yang ringan atau tidak ada pada awalnya (Gordon, 2002).

4.      Penyebab stroke
Untuk stroke iskemik umumnya disebabkan trombosis serebral atau sumbatan aliran darah ke otak karena proses aterosklerosis. Bekuan plak (trombus) memblok satu dari pembuluh darah yang mensuplai ke otak, dan menyebabkan kerusakan pada bagian otak yang diperdarahi. Penyebab lainnya adalah hambatan aliran darah otak karena hal lain dari sistim sirkulasi (emboli serebral), penyakit yang jarang lainnya seperti tumor otak (Shidarta, 1999).
Faktor resiko stroke adalah kelainan atau kondisi yang membuat orang rentan terhadap serangan stroke. Faktor resiko stroke umumnya dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu :
a.       Yang tidak dapat dikontrol
-          Umur
-          Ras/bangsa
-          Jenis kelamin
-          Riwayat keluarga
b.      Yang dapat dikontrol
-          Hipertensi
Hipertensi pada kasus iskemik terjadi karena cedera (injuri) pada sel endotel pembuluh darah yang kemudian berkembang menjadi plak aterosklerotik yang dapat mempersempit lumen pembuluh darah.
-          Fibrinogen tinggi dan perubahan hemoreologikal lain
-          Diabetes mellitus/kencing manis
-          Transient Ischemik Attack (TIA) = serangan lumpuh sementara.
-          Fibrasi atrial
-          Post stroke
-          Abnormalitas lipoprotein
-          Perokok
-          Peminum alkohol
-          Hyperhomochysteinemia
-          Infeksi : virus dan bakteri
-          Obat kontrasepsi oral, obat-obat lainnya.
-          Obesitas/kegemukan
-          Kurang aktivitas fisik
-          Hiperkolesterolemia/hipertrigliserida/hiperglikemia
-          Stress fisik dan mental
(Shidarta, 1999).












D.  Kerangka Konsep

Pengaruh
 
Variabel independen                           Variabel dependen
 



Text Box: -    Umur
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Pengalaman Variabel kontrol






Gambar 1. Hubungan antara variabel independen dan dependen
            Keterangan :
                                    = variabel yang diteliti           

                                    = variabel yang tidak diteliti

E. Hipotesis
Ha :  ada pengaruh komunikasi terapeutik terhadap kecemasan pasien stroke non hemoragik di IRINA F RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
Ho :  tidak ada pengaruh komunikasi terapeutik terhadap kecemasan pasien stroke non hemoragik di IRINA F RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado




BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu (Quasy-Eksperiment). Pengumpulan data tentang kecemasan dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (komunikasi terapeutik) pada subjek penelitian (Nursalam, 2003).

B.     Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi adalah seluruh pasien yang sedang dirawat di IRINA F RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado dengan diagnosa stroke non hemoragik.
2.      Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang ditentukan peneliti dengan teknik sampling yaitu purposive sampling yaitu cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu (Aziz Alimul, 2003) yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut :
-          Pasien yang bersedia untuk diteliti
-          Pasien yang didiagnosa mengalami stroke non hemoragik
-          Pasien yang dapat berkomunikasi dengan baik dan masih bisa dimengerti perawat
-          Pasien yang baru pertama kali dirawat.

Dan kriteria eksklusi sebagai berikut :
-          Pasien yang tidak bersedia untuk diteliti
-          Pasien yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik.

C.    Variabel Penelitian
Variabel bebas                   :           komunikasi terapeutik
Variabel tergantung          :           kecemasan

D.    Definisi Operasional
-          Komunikasi terapeutik adalah suatu interaksi perawat (penulis) dengan pasien dalam memecahkan masalah untuk mengurangi kecemasannya dengan kriteria objektif yaitu terdiri dari 4 tahap seperti tahap preinteraksi, tahap orientasi, tahap kerja, tahap terminasi.
-          Kecemasan adalah pernyataan pasien tentang keadaan yang dialaminya sehubungan dengan penyakit stroke non hemoragik yang dideritanya dengan kriteria objektif yaitu tidak ada kecemasan (skor < 14), kecemasan ringan (skor 14-20), kecemasan sedang (skor 21-27), dan kecemasan berat (skor 28-41), panik (skor > 42).

E.     Waktu dan Tempat Penelitian
1.   Waktu penelitian
      Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2007.


2.   Tempat penelitian
      Penelitian ini akan mengambil tempat di IRINA F RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.

F.     Instumen Penelitian
Dalam penelitian ini akan digunakan instrumen penelitian yang terdiri dari 2 set yaitu dalam bentuk kuesioner dimana terdapat pertanyaan menurut 13 komponen skala HARS yang masing-masing komponen memiliki pertanyaan sesuai gejala-gejala kecemasan dengan menggunakan skala Guttman (Aziz Alimul, 2003) dan komponen lain dari skala HARS (komponen 14) penulis membuat dalam bentuk lembar observasi.

G.    Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu penulis menggunakan teknik dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, dan data didapat melalui metode wawancara terpimpin oleh penulis sekaligus langsung diobservasi dengan menggunakan lembar observasi.

H.    Analisa Data
Setelah data dikumpulkan, kemudian data dianalisa secara univariat untuk menggambarkan karakteristik masing-masing responden yang akan diteliti. Selanjutnya data dianalisa menggunakan skor sebagai berikut :
0 = tidak ada (tidak ada gejala sama sekali)
1 = ringan (satu dari gejala pilihan yang ada)
2 = sedang (separuh dari gejala yang ada)
3 = berat (lebih dari separuh dari gejala yang ada)
4 = sangat berat (semua gejala ada).
Kemudian data dianalisa secara bivariat untuk mengetahui karakteristik masing-masing varibel dengan menggunakan Wilcoxon Test dengan p value (α < 0,05) (Mastono, 2001).


















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Prof. Dr. R.D. Kandou Manado, merupakan satu-satunya rumah sakit terbesar saat ini di Sulawesi Utara yang tergolong tipe B, sehingga dijadikan sebagai rumah sakit rujukan. Rumah sakit ini mempunyai misi yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu, dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, tempat pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan, serta tempat penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran klinis dan keperawatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit ini telah beroperasional secara penuh sejak tahun 1995. terletak di Kelurahan Malalayang I dengan batas-batas sebagai berikut :
-          Sebelah utara berbatasan dengan RRI stasiun Manado
-          Sebelah selatan berbatasan dengan kampung Manibang
-          Sebelah timur berbatasan dengan pantai Manado
-          Sebelah barat berbatasan dengan pegunungan
Rumah Sakit Umum Prof. Dr. R.D. Kandou Manado merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah Indonesia Timur bagian Utara yang meliputi : Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Maluku dan Irian Jaya. Merupakan rumah sakit pendidikan yang memberikan pelayanan spesialis dan sub spesialis, serta sebagai tempat pendidikan calon dokter, dan dokter spesialis dari Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, yang terdiri dari : Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Penyakit Mata, Ilmu Bedah, Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Kebidanan dan Kandungan, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Selain itu juga Rumah Sakit Umum Prof. Dr. R.D. Kandou Manado merupakan tempat praktek bagi mahasiswa sekolah kesehatan yang ada di Manado dan sekitarnya.
RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado merupakan rumah sakit rujukan yang melayani penderita rujukan dari seluruh Puskesmas dan memiliki instalasi rawat inap yang terdiri dari IRINA A, IRINA B, IRINA C (C1, C2, C3, C4), IMC (Intensif Medical Care), IRINA D, IRINA E, IRINA F, IRINA VIP (Anggrek dan Nyiur Melambai), IRDM, IRDB, IRDO, IRDA, ICU, ICCU, IBS. Memiliki poliklinik yang terdiri dari poliklinik penyakit dalam, obstetri dan ginekologi, bedah, anak, gigi dan mulut, kulit dan kelamin, mata, jiwa, saraf, THT, dan poliklinik gizi.
B.     Sds













DAFTAR PUSTAKA

Alimut, A. Aziz. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah ; Salemba Medika. Jakarta.

Gordon, Neil F. 2002. Stroke (Panduan Latihan Lengkap) ; PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Hawari, Dadang. 2004. Manajemen Stress, Cemas, dan Depresi ; Universitas Indonesia. Jakarta.

Isaacs, Ann. 2005. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik ; Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Mastono, Sutanto Priyo. 2001. Analisis Data ; FKUI. Jakarta.

Nurjanah, Intansari. 2005. Komunikasi Keperawatan (dasar-dasar komunikasi bagi perawat) ; Mocomedika. Yogyakarta.

Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan ; Salemba Medika. Jakarta.

Shidarta, Priguna. 1999. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum ; Dian Rakyat. Jakarta.

Soeharto, Iman. 2004. 2004. Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak dan Kolesterol ; PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa ; Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.





Lampiran
KUESIONER PENELITIAN

Nomor responden       :
Inisial responden         :
Umur                           :               thn
Jenis kelamin               : (Laki-laki = 1 atau Perempuan = 2)
Pendidikan                  : (Sarjana/diploma = 4, SMA = 3, SLTP = 2, SD = 1)
Pekerjaan                     : (PNS = 4, Swasta = 3, Petani/buruh = 2, Tidak ada pekerjaan = 1)

No.
Gejala kecemasan
Ya
Tidak
Skor
1.
Perasaan cemas :

a. Firasat buruk


b. Takut akan pikiran sendiri


c. Mudah tersinggung


2.
Ketegangan

a. Merasa tegang


b. Merasa lesu


c. Mudah terkejut


d. Tidak dapat beristirahat dengan nyenyak


e. Mudah menangis


f. Merasa gemetar


g. Merasa gelisah


3.
Ketakutan

a. Takut akan gelap


b. Takut ditinggal sendiri


c. Takut pada orang asing


d. Takut pada binatang besar


e. Takut pada keramaian lalu lintas


f.  Takut pada kerumunan orang banyak


4.
Gangguan tidur

a. Sukar mulai tidur


b. Terbangun pada malam hari


c. Tidur tidak pulas


d. Sering mimpi buruk


e. Sering mimpi menakutkan


5.
Gangguan kecerdasan

a. Daya ingat menurun


6.
Perasaan depresi

a. Kehilangan minat


b. Sedih


c. Bangun dini hari


d. Hobi mulai berkurang


e. Perasaan sering berubah-ubah


7.
Gejala somatic

a. Nyeri otot


b. Kaku otot


c. Gigi gemetar


d. Suara tidak stabil


8.
Gejala sensorik

a. Pendengaran berkurang


b. Penglihatan terasa kabur


c. Lemah


9.
Gejala kardiovaskuler

a. Dada berdebar-debar


b. Nyeri dada


c. Merasa lemas seperti mau pingsan


10.
Gejala respiratori

a. Dada tertekan


b. Merasa tercekik


c. Sesak nafas


11.
Gejala gastrointestinal

a. Sulit menelan


b. Mual


c. Muntah


d. Berat badan berkurang


e. Sulit BAB


f.  Perut melilit


g. Nyeri ulu hati saat makan atau sesudah makan


h. Panas diperut


i.  Perut terasa penuh atau kembung


12.
Gejala urogenital

a. Sering kencing


b. Tidak dapat menahan kencing


c. Gangguan haid


d. Penurunan gairah seksual


e. Ejakulasi dini


f. Kehilangan ereksi


g. Impotent


13.
Gejala vegetatif/otonom

a. Mulut kering


b. Wajah kering


c. Mudah berkeringat


d. Pusing


e. Sakit kepala


f. Bulu roma berdiri


LEMBAR OBSERVASI

Nomor responden       :
Inisial responden         :
Umur                           :               thn
Jenis kelamin               : (Laki-laki = 1 atau Perempuan = 2)
Pendidikan                  : (Sarjana/diploma = 4, SMA = 3, SLTP = 2, SD = 1)
Pekerjaan                     : (PNS = 4, Swasta = 3, Petani/buruh = 2, Tidak ada pekerjaan = 1)

No.
Gejala kecemasan
Ya
Tidak
Skor
1.
Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah

b. Nadi

c. Respirasi

2.
Prilaku saat wawancara

a. Gelisah


b. Tidak senang


c. Jari gemetar


d. Mengerutkan dahi


e. Wajah tegang


f. Tonus otot meningkat


g. Nalar pendek


h. Muka merah














CURRICULUM VITAE









A.    Identitas
Nama                              :  Reychie Janis Sanggel
NIM                               :  PO 7120104258
Tempat, tanggal lahir     :  Bitung, 25 Juni 1986
Jenis kelamin                  :  Laki-laki
Agama                            :  Kristen Protestan
Alamat                           :  Perum Pinokalan Indah Blok B.16 Kelurahan Pinokalan Kecamatan Bitung Utara.

B.     Riwayat pendidikan
  1. TK Katolik Santa Anna Bitung, tamat tahun, 1992
  2. SD RK II Don Bosco Bitung, tamat tahun, 1998
  3. SMP Negeri II Bitung, tamat tahun 2001
  4. SMU Negeri I Bitung, tamat tahun 2004
  5. Mengikuti pendidikan di Politeknik Kesehatan Manado Jurusan Keperawatan, masuk tahun 2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar